PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA

Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia. Berkaitan dengan Perjanjian bersejarah di Indonesia,  setidaknya ada beberapa peristiwa penting yang turut mewarnai sejarah perjuangan bangsa ini. Ada 11 perjanjian bersejarah di Indonesia yang akan kita rangkum dalam hal ini .

Penjajahan Belanda berlangsung cukup lama. Selama abad ke-18, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (disingkat VOC) memantapkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di pulau Jawa setelah runtuhnya Kesultanan Mataram. Perusahaan dagang Belanda ini telah menjadi kekuatan utama di perdagangan Asia sejak awal 1600-an, tetapi pada abad ke-18 mulai mengembangkan minat untuk campur tangan dalam politik pribumi di pulau Jawa demi meningkatkan kekuasaannya pada ekonomi lokal.

PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Perjanjian bersejarah di Indonesia. Armada VOC

Selama bercokolnya VOC hingga beralih kepada pemerintahan Hindia Belanda sejumlah perlawanan lokal maupun yang bersekala besar dengan latar belakang munculnya kesadaran Nasionalisme berbangsa dan bernegara mewarnai aksi perjuangan anak-anak bangsa untuk merdeka. Peristiwa penting tumbuhnya sikap nasionalisme Indonesia adalah Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Pada kongres yang dihadiri organisasi-organisasi pemuda ini, tiga idealisme diproklamasikan, menyatakan diri memiliki satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.

Tentu saja akibat adanya berbagai perlawanan-perlawanan tersebut, baik di saat hegemoni VOC ataupun disaat kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda tak tinggal diam baik dengan cara represif bersenjata maupun dengan kekuatan politik yang licin untuk memadamkan perlawanan-perlawanan melalui sejumlah perjanjian-perjanjian.

Dibawah ini merupakan peristiwa-peristiwa penting berupa Perjanjian-perjanjian bersejarah Indonesia baik di masa kolonialisme VOC, pemerintahan Hindia Belanda dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Perjanjian Bongaya, tahun 1667.

  • Isi Perjanjian Bongaya : Raja Hasanuddin dari Makassar menyerah kepada VOC. Dengan konsekuensi Gowa harus mengakui hak monopoli, Semua orang barat kecuali Belanda harus meninggalkan Gowa, Gowa harus membayar beaya perang.
  • Latar belakang Perjajian Bongaya : Perjanjian Bongaya adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Sultan Hasanuddin sebagai wakil dari Kesultanan Gowa, atas kemenangan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 18 November 1667 yang diwakili oleh Laksamana Cornelis Speelman.
Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia
Naskah perjanjian Bongaya

Perjanjian Jepara, tahun 1677.

  • Isi Perjanjian Jepara: Sultan Amangkurat II Raja Mataram harus menyerahkan pesisir Utara Jawa jika VOC menang dalam pemberontakan Trunojoyo.
  • Latar Belakang Perjanjian Jepara : Perjanjian Jepara adalah kesepakatan antara Sultan Amangkurat II dan VOC (kongsi dagang Belanda) pada 1677, untuk memerangi pemberontakan Raden Trunojoyo.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Pemberontakan Trunojoyo

Perjanjian Gianti, tahun 1755.

  • Isi Perjanjian Gianti:  Perjanjian Giyanti dilaksanakan tanggal pada 13 Februari 1755 yang membagi kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
  • Latar Belakang Perjanjian Gianti : Karena adanya perpecahan di kerajaan Mataran Islam di pulau Jawa ini, bermula dari pertikaian antar keluarga yang disebabkan politik adu domba VOC. Konflik saudara tersebut melibatkan Susuhunan Pakubuwana II, Pangeran Mangkubumi, dan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa. Berdasarkan silsilahnya, Pakubuwana II (raja pendiri dari Kasunanan Surakarta) dan Pangeran Mangkubumi adalah kakak beradik, yang merupakan sama-sama putra dari Amangkurat IV (1719-1726). Sedangkan Raden Mas Said merupakan salah sati cucu Amangkurat IV, atau lebih tepatnya ialah keponakan dari Pakubuwana II dan Pangeran Mangkubumi. Menjadi awal terpecahnya kerajaan Mataran Islam di pulau Jawa.
Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia
Naskah Perjanjian Gianti

Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia
Situs tempat Perjanjian Gianti

Perjanjian Salatiga, tahun 1757.

  • Isi Perjanjian Salatiga : Surakarta dibagi menjadi dua bagian yaitu Kasunanan dan Mangkunegaran.
  • Latar belakang Perjanjian Salatiga : Perjanjian Salatiga adalah perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1757 di Salatiga. Perjanjian ini diadakan untuk menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Giyanti tahun 1755. Raden Said sendiri meminta haknya sebagai pewaris takhta Mataram yang diduduki oleh pamannnya yakni, Pakubuwana II. Alasan utamanya ialah bahwa ayah Raden Mas Said, Pangeran Arya Mangkunegara merupakan putra sulung dari Amangkurat IV. Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 di Salatiga adalah solusi dari konflik yang tak kunjung usai untuk mengakhiri peperangan di Jawa. Pakubuwana III dan Hamengkubuwana I yang sama-sama ingin mempertahankan posisinya dengan berat hati melepaskan beberapa wilayahnya untuk Pangeran Sambernyawa.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Naskah Perjanjian Salatiga

PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Gedung Pakuwon Situs Perjanjian Salatiga

Perjanjian Kalijati, tahun 1942.

  • Isi Perjanjian Kalijati : Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
  • Latar Belakang perjanjian Kalijati : Perjanjian Kalijati merupakan perjanjian yang dilakukan di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Perjanjian Kalijati dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942. Belanda bergabung dengan blok sekutu. Saat 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawai. Karena angkatan laut sekutu sudah lemah, Belanda menyerah. Belanda telah hancur lebur akibat serangan NAZI Jerman, sampai mengakibatkan krisis yang terjadi pada pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Krisis pemerintah Belanda di Indonesia semakin bertambah saat pada tanggal 1 Maret 1942, pasukan AL Jepang berhasil mendarat di Pantai Eretan, Indramayu, pasukan Jepang menyerang serta berhasil merebut satu per satu benteng pertahanan Belanda di Indonesia, hanya butuh waktu satu minggu, Jepang berhasil menaklukkan benteng utama Belanda di Indonesia. Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, Jepang mulai menjajah Indonesia.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Suasana Perjanjian Kalijati

Perjanjian Linggarjati, tanggal 25 Maret 1947.

  • Isi Perjanjian Linggarjati : Belanda mengakui kedaulatan RI atas Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda dan RI akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat. Belanda harus meninggalkan Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 1949. Indonesia dan Belanda setuju membentuk negara serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat terdiri dari RI, Kalimantan, dan Timur Besar. RIS harus bergabung dengan negara-begara persemakmuran di bawah Kerajaan Belanda.
  • Latar Belakang perjanjian Linggarjati : Perundingan Linggarjati terjadi karena Jepang yang kalah perang menetapkan status quo di Indonesia, menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda yang salah satunya ditandai Peristiwa 10 November di Surabaya.
Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia
Suasana perjanjian Linggarjati 25 Maret 1947

Perjanjian Renville, tanggal 17 Januari 1948.

  • Isi Perjanjian Renville : RI mengakui daerah-daerah yang diduduki Belanda pada agresi I menjadi daerah Belanda. 
  • Latar Belakang Perjanjian Renville : Perundingan Renville dibuat karena Belanda dan Indonesia masih terus berkonflik. Sebelumnya, kedua negara ini telah berunding dan menyusun sejumlah kesepakatan dalam Perjanjian Linggarjati, pada 1947. Perjanjian Renville adalah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang terjadi pada tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville, yang berlabuh di Jakarta.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Perjanjian Renville, tanggal 17 Januari 1948.

Perjanjian Roem-Royen, tanggal 7 Mei 1949.

  • Isi Perjanjian Roem-Royen : Pemerintah Indonesia akan dikembalikan ke Yogyakarta. Indonesia dan Belanda akan segera mengadakan perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB). 
  • Latar Belakang Perjanjian Roem-Royen : Perundingan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Adalah sebagai usaha lanjutan untuk mempersatukan atau mendamaikan dua pihak yang saling berperang, yakni Indonesia dan Belanda. Perundingan Roem-Royen diwakili oleh kedua delegasi.
Perjanjian-perjanjian bersejarah di Indonesia
Perjanjian Roem-Royen, tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indies

Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), tanggal 23 Agustus 1949.

  • Isi Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) : Di Den Haag, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat. Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan. 
  • Latar Belakang Perjajian Konferensi Meja Bundar (KMB) : Usaha untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan berakhir dengan kegagalan. Belanda mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Belanda dan Indonesia kemudian mengadakan beberapa pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomasi melalui perundingan Linggarjati dan perjanjian Renville, Menyusul Perjanjian Roem-Royen.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), tanggal 23 Agustus 1949.

Perjanjian New York, tanggal 15 Agustus 1962.

  • Isi Perjanjian New York : Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui PBB. Akan diadakan penentuan pendapat masyarakat Irian Barat. Penyerahan Papua bagian barat dari Belanda melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA).
  • Latar Belakang Perjanjian New York : Perjanjian New York dilatarbelakangi oleh usaha Indonesia yang gigih untuk merebut daerah Irian Barat (Papua bagian barat) dari tangan Belanda.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Perjanjian New York, tanggal 15 Agustus 1962

Perjanjian Bangkok, tanggal 11 Agustus 1966.

  • Isi Perjanjian Bangkok : RI menghentikan konfrontasi dengan Malaysia. Sebuah perjanjian perdamaian Indonesia-Malaysia yang kemudian lebih dikenal dengan "Jakarta Accord" resmi ditandatangani oleh Adam Malik dan Tunku Abdul Razak di Jakarta. Jakarta Accord berdampak normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia pasca konfrontasi.
  • Latar Belakang Perjanjian Bangkok : Latar belakang dari diadakannya Perjanjian Bangkok merupakan adanya pertimbangan serta kesadaran untuk saling bekerjasama antar Negara-negara Asia Tenggara, khususnya dalam bidang ekonomi. Perjanjian Bangkok sekaligus menjadi penanda pembentukan ASEAN mempunyai tujuan yang mulia dalam hal menjalin adanya kerjasama antar Negara-negara Asia Tenggara. Tujuan dari pembentukan kerjasama ini ialah untuk menjalin kerjasama khususnya bidang ekonomi, sebab ASEAN merupakan organisasi negara-negara kawasan Asia Tenggara yang khusus melakukan pekerjaan bersifat non politik dan non militer.
PERJANJIAN-PERJANJIAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Perjanjian Bangkok, tanggal 11 Agustus 1966.


Demikian Share kami tentang Perjanjian-perjanjian Bersejarah di Indonesia yang turut mewarnai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, semoga menjadi Hikmah bagi generasi penerus Bangsa untuk semakin menghargai jasa-jasa perjuangan para pendahulu dan pahlawan-pahlawan kita sehingga semakin dapat mencintai bangsa dan negara ini dengan segala perjuangannya.
Share :
PreviousPost
NextPost

Author:

0 Comments:

Rekomendasi