KERAJAAN YANG PERNAH ADA DI INDONESIA

KERAJAAN YANG PERNAH ADA DI INDONESIA. Kerajaan-kerajaan Nusantara yang pernah ada di Indonesia pada jaman dahulu teramat banyak, pada masa itu keberadaan kerajaan-kerajaan yang ada di bumi pertiwi ini semula bercorak Hindu Buddha. Kemudian seiring dengan perkembangan agama Islam di wilayah nusantara, lambat laun, berdiri pula kerajaan-kerajaan Islam turut memperkaya keberagaman sejarah yang tidak boleh kita lupakan. Berikut ini adalah sebagian kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia, secara singkat kita ulas satu-persatu.

Keraiaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Raja-raja yang memerintah ialah : Kudungga (raja pertartama), Aswamarman, Mulawarman.


Kerajaan Taruma Negara 
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M, di Jawa Barat. Raja yang memerintah ialah Purnawarman. Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Keraiaan Kalingga
Kerajaan Kalingga didirikan pada tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima. Pendeta yang terkenal ialah lhanabhadra.

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sumatera (kerajaan Buddha}. Raja-raja yang memerintah ialah: Sri Jayanaga, Balaputradewa, Sri Sangrawijayatunggawarman. Guru agama Buddha yang terkenal ialah Sakyakirti.

Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya antara lain :
  • Serangan raja Colamandaladari India. 
  • Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.

Keraiaan Melayu
Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaaan ini telah dikuasai Sriwijaya.

Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu juga disebut sebagai Mataram Kuno berdiri di Jawa Tengah dengan ibukoia Medang Kamulan. Raja-raja yang memerintah Kerajaan Mataram Hindhu ialah :
  • Sarna, Sanaya yang bergelar Raka Mataram
  • Ratu Sanjaya
  • Rakai Panangkaran, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Setelah pemerintahan Rakai Panagkaran, Mataram pecah menjadi dua, yaitu : Mataram sebagai pemeluk agama Buddha dan sebagai pemeluk agama Hindu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. 
  • Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali. Raja-raja yang selanjutnya ialah : 
  • Belitung yang bergerar Rakai Watukara
  • Daksa
  • Tulodong
  • Wawa
  • Mpu Sendok.

Kerajaan Wangsa lsyana [Kahuripan]
Pada masa Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan syailendra Ke Jawa Timur pada tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru, yaitu Wangsa Isyana.

Raja-raja yang memerintah Kerajaan Kahuripan  :
  • Mpu Sendok, bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa,. 
  • Sri Isyanaiunggawijaya
  • Makutawangsawardhana
  • Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawiliramatunggadewa
  • Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Ananiawilnamatunggadewa.

Tahun 1401 kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua 2 (tugas pembagian diserahkan kepada Mpu Bharada), yaitu;
  • Janggala atau Singasari, dengan ibukota Kahuripan 
  • Panjalu atau Kediri, dengan ibukota di Daha.

Kerajaan Kediri 
Kerajaan Janggala [Singasari] di perintah oleh Raja Mapanji Garakasan. Kerajaan Kediri [Panjalu] di perintah oleh raja Sri Samarawijaya. Perebutan kekuasaan antara Jenggala [Singasari] dan Kediri [Panjalu] berlangsung sampai tahun 1042-1520. Selanjutnya selama kurang lebih setengah abad kedua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah.

Tahun 1178 kerajaan Panjalu [Kediri] ini tampil lagi dengan rajanya :
  • Sri Maharaja Rakai Sirikan
  • Sri Kameswara
  • Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanjijaya Jayabaya.
  • Pada masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oreh Mpu Sedah dan dilanjutkan Mpu Panuluh (Mpu Sedah meninggal, sebelum kitabnya selesai). 
  • Mpu Panuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatukaca Sraya. 
  • Sri Aryeswara. 
  • Kameswara, bergelar sri Maharaja sri Kameswara Triwikamawarata.
Pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Kediri adalah :
  • Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya dan Lubdaka. 
  • Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana. Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1222, karena ditaklukkan oleh Ken Arok.
Kerajaan Sunda Galuh
Pakuan Pajajaran atau Pakuan (Pakwan) atau Pajajaran adalah ibu kota Kerajaan Sunda Galuh yang pernah berdiri pada tahun 1030-1579 M di wilayah barat pulau Jawa. Lokasinya berada di wilayah Bogor, Jawa Barat sekarang. Pada masa lalu, di Asia Tenggara ada kebiasaan menyebut nama kerajaan dengan nama ibu kotanya sehingga Kerajaan Sunda Galuh sering disebut sebagai Kerajaan Pajajaraan. Lokasi Pajajaran pada abad ke-15 dan abad ke-16 dapat dilihat pada peta Portugis yang menunjukkan lokasinya di wilayah Bogor, Jawa Barat.  Sumber utama sejarah yang mengandung informasi mengenai kehidupan sehari-hari di Pajajaran dari abad ke 15 sampai awal abad ke 16 dapat ditemukan dalam naskah kuno Bujangga Manik. Nama-nama tempat, kebudayaan, dan kebiasaan-kebiasaan masa itu digambarkan terperinci dalam naskah kuno tersebut.

Pakuan Pajajaran hancur, rata dengan tanah, pada tahun 1579 akibat serangan pecahan kerajaan Sunda, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Kerajaan Sunda ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak dimungkinkan lagi penobatan raja baru, dan menandakan Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja, raja Kerajaan Sunda.

Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang, berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman. Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan tata cara kehidupan mandala yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.

Kerajaan Bali
Raja-raja Wangsa Warmadewa Salah satu wangsa terkenal yang memerintah di Bali ialah wangsa Warmadewa.

Raja yang terkenal Kerajaan Bali ialah :
  • Tri Candrabhaysingka Warmadewa. 
  • Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa. Udayana, berputra tiga orang yaitu : Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa, dan kemudian menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana).
  • Marantaka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal).
  • Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marantaka tahun 1049. Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti Singkat, yang antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
Raja-Raja Lain di Bali Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali di perintah oleh raja-raja lain yang berganti-ganti, dan yang terkenal di antamnya :
  • Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu Uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (1133 - 1150). 
  • Jayapangus, menggunakan kitab undang-undang Manawasasanadharma (117 - 1181).  Tahun 1294 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singasari.
Kerajaan Singasari 
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan Negara Kertagama. Raja-raja yang memerintah Kerajaan Singasari ialah :
  • Ken Arok. Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan Kerajaan Kediri pada Tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.
  • Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes). Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).
  • Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang). Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh  Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wong Aleleng atau cucu Ken Arok dan Ken Dedes)
  • Ranggawuni. Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268.  Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Campaka sebagai Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.

  • Kertanegara. Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (7269 - 1292), merupakan raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman - Raja Campa. Tahun 1292 kerajaan Singasari di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.

Kerajaan Majapahit 
1 ) Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309). 
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dan Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusannya yaifu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.

Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwang dari Kediri, maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, Yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa. Jayawardhana.

Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :
  • Tribuana, sebagai permaisuri. 
  • Gayatri, yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit. 
  • Narendraduhita. 
  • Prajnaparamita.

Tahun 1309 Raja Kertarejasa (Raden Wijaya) wafat, meninggalkan tiga orang putra:
  • Jayanegara (dari permaisuri). 
  • Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan 
  • Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.
2) Sri Jayanegara (1309 - 1329).
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan, yaitu :
  • Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban. 
  • Pemberontakan Sora, pada tahun 1311. 
  • Pemberontakan Nambi, pada tahun 1316. 
  • Pemberontakan Kuti, pada tahun 1319, lbukota Majapahit berhasil diduduki dan raja Jayanegara mengungsi ke desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada.  Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut lagi, dan kembali Jayanegard bertahta, Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi patih Kahuripan dan kemudian Kediri. Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan)
3) Tribhuwana Tunggadewi (1328 -1350).
Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra, maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhana.

Pada saat pemerintahan Tribuwana Tunggadewi timbul pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada,karena jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada saat pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.

Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribhuwana yang mewakilinya menyerahkan kekuasaan itu pada anaknya bernama, Hayam Wuruk.

4) Rajasanegara (1350 -13891).
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, menghasilkan karya sastra yang terkenal diantaranya :
  • Negara kertagama karya Mpu Prapanca. 
  • Sutasoma atau Parusadashanta dan Arjunawijaya karya Mpu Tantular. 

Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk Wafat.

Raja-raja Majapahit

5) Wikramawardhana (1389 - 1429)
Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikamawudhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit.

Pada Tahun 1401 - 7406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana. Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikramawurdhana wafat. Majapahit telah menjadi kerajaan yang lemah dan kecil wilayahnya akibat dari satu persatu daerahnya melepaskau diri.

Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).

Kerajaan Samudra Pasai 
Samudra Pasai adalah kerajaan Islam Nusantara yang pertama. Letaknya di Aceh Utara (sekarang masuk kabupaten Lhoksumawe) berdiri abad 13. Raja- raja Kerajaan Samudra Pasai ialah :
  • Sultan Malik al Saleh.tahun 635 Hijriah atau l297 Masehi 
  • Sultan Muhammad bergelar Sultan Malik al Tathir. 


Kerajaan Demak
1) Raden Patah (1590-1518).
Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak. Selanjutnya Demak berkembang menjadi pusat pengembangan agama Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka dikuasai Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang malaka tetapi gagal.

2) Pati Unus (1518 - 1521)
Pati Unus terkenal dengan sebutan pangeran sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja.

3) Sultan Trenggana (1521 - 1546)
Sultan Trenggana adalah menantu Pati Unus. Tahun l522 Sultan Trenggana mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran. Pada Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukan Pasuruan. Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar).

Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang (sekarang di sekitar wilayah Kartasura-Sukoharjo). Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut namun di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawa merasa tidak sanggup menggantikan ayahhandanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.

Kerajaan Mataram lslam.
Kerajaan Mataram Islam juga disebut sebagai Mataram Baru, merupakan salah satu peninggalan sejarah kerajaan nusantara yang masih sangat jelas terlacak sejarahnya secara gamblang dengan peninggalannya masih dapat kita jumpai di sekitar wilayah Surakarta dan Yogjakarta (Kraton Kasunanan Surakarta, Kraton Kasultanan Yogjakarta, Pura Mangkunegaran dan Pura Pakualaman).

Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pada awalnya daerah mataram dikuasai kesultanan pajang sebagai balas jasa atas perjuangan dalam mengalahkan Arya Penangsang. Asal mulanya adalah ketika Sultan Hadiwijaya menghadiahkan daerah mataram kepada Ki Ageng Pemanahan. Selanjutnya, oleh ki Ageng Pemanahan Mataram dibangun sebagai tempat permukiman baru dan persawahan.

Pusat Kerajaan pada waktu itu terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Para raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mataram yaitu : Penembahan Senopati (1584-1601, atau Sutawijaya yang lebih dikenal dengan gelar Panambahan Senapati, Panembahan Senapati wafat tahun 1601, kemudian digantikan Mas Jolang atau Panembahan Seda Krapyak (1601-1677).


Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat. Pada waktu itu, Batavia dikuasai VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie ) Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar. Sultan Agung yang sangat anti kolonialisme itumenyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628 dan 1629).  Sultan Agung memakai konsep politik keagungbinataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa ketunggalan, utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak terbagi-bagi.

Hal-hal penting yang dicapai oleh Sultan Agung sebagai berikut.
  • Mempersatukan tanah Jawa dan Madura (kecuali Batavia dan Banten), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. 
  • Mempertahankan Mataram sebagai negara agraris. Mataram maju dengan perdagangan berasnya. 
  • Mengadakan ekspansi secara besar-besaran sehingga mampu menguasai daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang VOC di Batavia dua kali (1628 dan 1629), tetapi gagal. Kegagalan ini disebabkan oleh perbekalan sangat kurang, gudang beras di Karawang dibakar oleh VOC, jarak antara Batavia dan Mataram sangat jauh sehingga menyebabkan prajurit kelelahan, Batavia dipagari tembok-tembok yang tinggi dan dilengkapi persenjataan yang modern, adanya wabah penyakit dan Banten tidak mengusir penjajah. 
  • Mengubah perhitungan tahun Jawa dari Hindu (Saka) ke Islam (Hijrah). Perhitungan tahun Jawa Hindu berdasarkan peredaran matahari sedangkan tahun Jawa Islam berdasarkan peredaran bulan. Tahun 1638 bertepatan dengan tahun 1555 Saka. 
  • Menulis kitab Sastra Gending yang merupakan kitab filsafat, kitab Niti Sruti, kitab Niti Sastra Asthabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang bersumber pada kitab Ramayana. 
  • Mengadakan upacara Gerebeg Maulud dan Gerebeg Syawal.


Setelah Sultan Agung wafat, tidak ada raja pengganti yang memiliki kecakapan seperti Sultan Agung, bahkan ada raja yang menjalin kerja sama dengan VOC. Akibatnya, banyak terjadi pemberontakan, misalnya pemberontakan Adipati Anom yang dibantu Kraeng Galesung dan Monte Merano, pemberontakan Raden Kadjoran, serta pemberontakan Trunojoyo.

Dalam menghadapi pemberontakan-pemberontakan tersebut, raja-raja Mataram, misalnya Amangkurat I dan II, meminta bantuan VOC. Hal inilah yang menyebabkan raja-raja Mataram semakin kehilangan kedaulatan.

Kerajaan Banten
Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di demak timbul perebutan kekuasaan maka pada tahun 7522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati Cirebon.

Raja-raja Kerajaan Banten selain Hassanudin ialah :
  • Pangeran Yusuf (1570) Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang. 
  • Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara.

Keralaan Malaka
Kerajaan Maiaka tidak terletak di kawasan Nusantara. Raja-rajanya ialah :
  • Paramisora, pelarian dari Majapahit, yang telah masuk lslam, yang telah berganti nama Sultan Iskandar Syah. 
  • Sultan Mansyur Syah. 
  • Sultan Mahmud Syah.  Pada Tahun 1511, Malaka jaiuh ke tangan Portugis.

Kerajaan Aceh
Pada awai abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Pedir.
Raja-raja Kerajaan Aceh  ialah :
  • Sultan lbrahim. Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka di kuasai oleh Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh. 
  • Sultan Iskandar Muda (1607 - 1639) . Pada pemerintahannya Aceh mencapai puncak ketayaannya.

Kerajaafi Ternate
Berdiri kira-kira Abad ke 13. Abad 14 Ternate Menjadi Kerajaan Islam. Masa Pemelintahan Sultan Baabullah Ternate Mencapai puncak kejayaannya. Tahun 1575 Sultan Baabullah Mengusir Portugis Dari Maluku. Baabullah bergelar yang di pertuan di 72 pulau. meluaskan wilayahnya sampai Filipina.

Kerajaan Tidore
Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbalik kembali bersama-sama mengusir bangsa Porhrgis dari Maluku. Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nurku. yang gigih berjuang mengusir Beianda. Wilayahnya meliputi Halmahera, Seram, Kai, hingga Papua.

Kerajaan Makasar
Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa dan Talio. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo, atau Makasar dengan ibu kota di Sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Raja-raja Kerajaan Makassar ialah :
  • Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuminya adaiah raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah. 
  • Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan.

Kerajaan Banjar
Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-76 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatarn menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan) Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang Telah masuk Islam Berganti Nama Sultan Suryanullah.
Share :
PreviousPost
NextPost

Author:

0 Comments:

Rekomendasi