Smoke On The Water : So Far No Good...So What?

Smoke On The Water : So Far No Good...So What?. Smoke On The Water, ini asli lagu yang sangat keren, sekarangpun tetap keren walau sudah lewat puluhan tahun di makan waktu dan menghabiskan banyak kalender. Anda tak perlu menghafal syairnya karena berbeda bahasa, anda pun tak perlu tahu siapa penyanyinya walaupun ironis jika anda
mengaku penggemar musik rock sejati, tak apalah, tapi saya yakin jika anda baru dengar intro lagu ini pasti langsung teriak atau bergumam dalam hati : waah itu Smoke On The Water !!
 
Seorang penggemar Deep Purple bahkan pernah bilang inilah lagu materi inagurasi bagi musisi atau barudak heavy metal dan hard rock. Tak salah jika seorang Lars Ulrich (Metallica) terinspirasi dari lagu ini yang membuatnya membuang raket Tennis dan menggantinya dengan seperangkat Drum set yang kelak menjadikannya sebagai rocker kampiun.

Smoke On The Water : So  Far No Good...So What?
Mark - II Begins

Adakah sebuah group band tanpa pertengkaran? jawabannya sudah pasti hampir tidak ada, hampir semua band pernah merasakan pertengkaran antar anggotanya, bahkan tidak sedikit yang akhirnya berujung pada satu kata, bubar. Sungguh ironis jika bubarnya sebuah band justru terjadi saat mereka pada line-up terbaiknya, atau bahkan yang menjadi pemicu adalah justru karena merasa punya andil lebih pada sebuah lagu yang membuat mereka semakin terkenal. Inilah fenomena yang terjadi pada super group Deep Purple, semua bermula pada lagu Smoke On The Water.

Smoke On The Water : So  Far No Good...So What?
Machine Head Cover album
Smoke On The Water sebuah materi lagu memorablenya Deep Purple, salah satu dari super group triumvirat legenda band rock pada masa itu, Led Zeppelin - Deep Purple - Black Sabbath. Lagu ini merupakan salah satu materi lagu Deep Purple yang terdapat pada album Machine Head. Inilah sebuah masa dimana  Deep Purple serasa berada dalam line-up terbaiknya. Ya Deep Purple Mark-II dengan komposisi Ian Gillan sebagai vokalis, Ritchie Blackmore pada posisi gitar, Jon Lord pada keyboard, Roger Glover pada bass serta Ian Paice pada posisi di balik set Drum merupakan formasi terbaik selama beberapa kali bongkar pasang personel hingga entah sudah Mark berapa, seingat saya hingga saat ini terakhir adalah mark VIII dengan formasi Don Arey menggantikan Lord dan Steve Morse menggantikan Blackmore.

Meski di balut riff-riff monoton, lagu ini terdengar sangat catchy,  mudah di ingat bagai sengatan racun candu yang membuat orang lalu tertarik untuk terus mendengar.    Pada tahun 1972 Deep Purple merilis Machine Head dan Made In Japan, sekaligus merekam album terakhir Mark II 'Who Do You Think You Are' yang dirilis tahun 1973. Selanjutnya Mark-II reuni kembali pada rentang tahun 1984-1989 Mark II-a, menghasilkan 2 album Perfect Stranger 1984 dan The House of Blue Light 1987. Kemudian Mark-IIa  ini bubar lagi,  lagi-lagi karena perseteruan Blackmore-Gillan, dilanjutkan Mark-V dengan masuknya Joe Lyn Turner menggantikan Ian Gillan, selang dua tahun MK-II reuni kembali/ Mark-IIb dalam waktu singkat (1 tahun 1992-1993)  dengan satu album  The Battle Rages On,  hingga akhirnya line-up terbaik ini benar-benar terkubur karena perseteruan Gillan-Blackmore yang tak kunjung berdamai, kali ini Blackmore yang hengkang posisinya di gantikan Joe Satriani pada Mark-VI.    Huuuh... capek deh bahas bongkar pasang personel di DP.

Smoke On The Water : So  Far No Good...So What?
Komunikasi langka Gillan-Blackmore
Kembali ke Sejarah Smoke On The Water, lagu ini tercipta berawal ketika sesi rekaman Machine Head direncanakan berlangsung 4 Desember 1971 di Montreaux Casino, Grand Hotel-Montreaux-Swiss. Sebuah kejadian dramatis terjadi saat Deep Purple sedang menunggu giliran rekaman album secara live concert di Grand Hotel tersebut, dimana saat itu di panggung sedang berlangsung pertunjukan Frank Zappa. Seorang penonton yang histeris entah karena apa saat menyaksikan aksi Frank Zappa, meletuskan pistol suar tepat mengarah ke atap kasino yang terbuat dari bambu atau sejenis sirap. Api menyala tak terkendali, penonton berlarian histeris, kebakaran cepat sekali merembet hampir menghabiskan atap kasino, jilatan lidah api kemana-mana hingga membentuk lidah api raksasa yang kepulan asapnya menyambar sampai danau Geneva. Ian Gillan yang berada tak jauh dari tempat kejadian bukannya turut panik, justru segera ilham menghampirinya mengambil secarik kertas tissue dan mengabadikan kejadian tersebut untuk sebuah lirik lagu.

We all came out to montreux
On the lake geneva shoreline
To make records with a mobile
We didn’t have much time
Frank zappa and the mothers
Were at the best place around
But some stupid with a flare gun
Burned the place to the ground
Smoke on the water, fire in the sky

They burned down the gambling house
It died with an awful sound
Funky claude was running in and out
Pulling kids out the ground
When it all was over
We had to find another place
But swiss time was running out
It seemed that we would lose the race
Smoke on the water, fire in the sky

We ended up at the grand hotel
It was empty cold and bare
But with the rolling truck stones thing just outside
Making our music there
With a few red lights and a few old beds
We make a place to sweat
No matter what we get out of this
I know we’ll never forget
Smoke on the water, fire in the sky

Kejadian dramatis yang di rekam Ian Gillan dengan sebuah catatan lirik tersebut, sepakat untuk dijadikan sebuah lagu, saat komposisi musik jadi semula John Lord keyboadist Deep Purple mengusulkan judul 'Durh, Durh, Durh' karena terinspirasi bunyi riff-riif monoton pada lagu tersebut ( hehe... ngga enak banget judulnya) yang kemudian buru-buru di anulir oleh Roger Glover dengan mengusulkan judul Smoke On The Water yang langsung di setujui semua personel. Ya jadilah lagu Smoke On The Water sekalian di masukan sebagai pelengkap materi album Machine Head. Lagu inilah yang kemudian hari berhasil membuat Deep Purple bagai dapat durian runtuh. " Kami mendapat jutaan dollar poundsterling hanya dari lagu itu setiap tahunnya " kata John Lord.

Lagu ini cepat sekali terkenal, menjadi lagu wajib pecinta musik rock saat itu, cetar membahana dari panggung ke panggung baik dinyanyikan Deep Purple sendiri maupun group-group terkenal dan debutan dalam baerbagai live festival. Efeknya, tentu saja Deep Purple makin tajir dari royalti sana-sini. Lagu ini semakin membuat nama Deep Purple melambung dan berhasil menggaet penggemar-penggemar loyalis baru serta banyak menghasilkan uang, namun disisi lain lagu ini pula seperti mengandung magis jahat yang membuat masing-masing personel saling bertengkar. Justru gara-gara Smoke On The Water-lah, persahabatan kelima personilnya pecah.

Roger Glover pernah mengatakan pada sebuah wawancara "Gara-gara jatah rejeki royalti Smoke On The Water-lah, hubungan antar personil menegang"
Masing-masing mempertanyakan jatah rejeki kawan-kawannya :  
"Kenapa bagian saya mesti sama dengan bagian dia ?" ;  
"Kenapa bagian dia lebih besar sedangkan kerja saya lebih keras dari dia ?"  
"Semua merasa punya andil untuk lagu tersebut. Dan memandang apa yang disumbangkan orang lain nggak ada artinya" tutur Glover lagi.

Drama perseteruan antar personel ini tampak jelas sekali terutama melihat hubungan antara Ian Gillan dengan Ritchie Blackmore di sepanjang kebersamaan mereka di Mark II, secara visual anda bisa lihat banyak video-video Mark-II ini di youtube dimana hampir setiap adegan hampir tak ada kontak dan interaksi yang harmonis dan atraktif antara seorang vokalis dengan seorang gitaris pada sebuah panggung live, dingin, hambar dan terasa aneh.

Smoke On The Water : So  Far No Good...So What?
Mark - II The best line-up
Panjang kisah akhirnya Deep Purple Mark-II sesi pertama ini berakhir juga dengan sebuah drama panggung pada tanggal 29 Juni 1973 di Koseinenkin Hall, Osaka, Jepang.   Ian Gillan membuat ulah dengan atraksi memasang pagar berduri di sekelilingnya, spontan Ian Paice sang drummer yang penyabar ini kesal, dengan menendang snare cadangannya ke ujung panggung. Selanjutnya bisa di tebak konser berhenti, Paice, Lord dan Blackmore, meninggalkan panggung. Gillan dan Glover bengong akhirnya ikut cabut dari panggung. Suasana menjadi aneh, canggung dan panas. Penonton teriak-teriak protes dan tentu saja kesal nyaris ngamuk, tapi kemudian baru menyadari : Deep Purple Mark-II sudah berakhir dan tamat. Dalam rentang waktu yang lama banyak friksi-friksi personal yang membuat DP mark-II benar-benar diambang perpecahan, salah satunya adalah sebuah duri dalam sepatu kostum panggung mereka sendiri, duri dari sebuah mantra keramat yang banyak dilafalkan orang hingga saat ini, sebuah lagu sakti mereka sendiri : Smoke On The Water !!.

Makanya anda bisa lihat, Ian Gillan sekarang jarang pakai sepatu kalau lagi di atas panggung, mungkin biar ngga nginjak duri dalam sepatu dan berharap mantra jahat itu lenyap [hehehe... yang ini bohong banget]. Oke gan... salam hangat, terima kasih telah berkunjung.
Share :
PreviousPost
NextPost

Author:

0 Comments:

Rekomendasi