Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin B1/Beri-beri

beri-beri akibat kekurangan vitamin B1
Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin B1 atau tiamina disebut beri-beri. Penyakit Beri-beri ditemukan ditahun 1642 di Indonesia ini banyak menyerang masyarakat dengan makanan pokoknya beras giling yang memang lebih putih dan bersih karena kulit arinya hilang.Padahal kulit ari ini banyak mengandung tiamina ( B1 ). Sebaliknya, beras tumbuk yang berwarna kusam justru masih banyak mengandung vitamin B1 ini. Penyakit ini menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Terdapat 3 jenis beri-beri, yaitu beri-beri kering, basah dan jantung.  Bayi yang mendapat air susu ibu ( ASI ) pun bisa menderita beri-beri apabila ibunya kekurangan vitamin B1. Gejala muncul sebelum bayi berumur 4 tahun.

Bila sang ibu terserang beri-beri selama hamil, maka bayi yang dilahirkan akan berpenyakit sama di bulan- bulan pertama, bahkan bisa lebih akut. Beri-beri kering gejalanya adalah kesemutan pada anggota badan dan kaki terasa tebal. Otot lelah dan kekuatannya berkurang. Pada tahap akhir, anggota badan layuh dan penderita berjalan seperti ayam. Sering sesak nafas dan jantung berdebar-debar bila melakukan sedikit kegiatan.

Beri-beri basah memiliki ciri adanya pembengkakan dari kaki, tungkai bawah, muka dan bagian tubuh lain. Bila betis yang bengkak ditekan, terbentuk cekungan yang tidak segera hilang dan terasa sakit. Sedangkan beri-beri jantung ditandai rasa tekanan di ulu ati, sesak nafas dan berdebar-debar dalam menjalankan kegiatannya. Lama- kelamaan gejala ini muncul tanpa kegiatan, mendadak dan langsung berat.

BERI-BERI MENGAKIBATKAN BISA MENINGGAL DALAM WAKTU SINGKAT

Beri-beri akut pada bayi bisa terjadi tiba-tiba. Badannya kaku dan tegang termasuk pada dinding perutnya. Mukanya membiru dan bayi bisa meninggal mendadak. Gejalanya hampir sama dengan tetanus. Sedangkan beri-beri kronis menimbulkan gangguan pencernaan, muntah-muntah, dan sembelit berulang-ulang. Bayi bisa kekurangan air dan menjadi pucat, gelisah dan banyak menangis. Bayi melemah dan meninggal medadak karena gangguan jantung.

PENGOBATAN HERBAL PADA BERI-BERI

# Nama Tanaman : PADI ( Oryza Sativa L )
Cara Membuat : Siapkan 3 sendok makan bekatul beras merah. Seduh dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi hangat . Lakukan 2 kali sehari.

# Nama Tanaman : PINANG ( Areca Catechu L )
Cara Membuat : 5-10 gram biji kering atau 5-10 gram sabut direbus. Minum airnya. EFEK SAMPING : senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk sistem syaraf. Yang umum terjadi adalah mual dan muntah ( 20-30% ), sakit perut, pening dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.
 TANDA-TANDA KELEBIHAN DOSIS : Banyak keluar air liur ( qalivation ), muntah, mengantuk dan seizure.
PENGOBATAN : Cuci lambung dengan larutan potassium permanganate dan injeksi atropine. Untuk mengurangi efek racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan.

# Nama Tanaman : PILAU ( Alstonia Scholaris (L) R. Br ).
Cara Membuat : Ambil 16 lembar daun pulai yang masih muda. Masukkan ke dalam bambu. Rebus dengan air bersih. Minum air rebusannya pada pagi hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

# Nama Tanaman : SANGITAN ( Sambucus Javanica Reinw )
Cara Membuat : 30-60 gram ( yang segar 90-120 gram ) batang dan daun direbus. Saring, minum airnya.

# Nama Tanaman : TAPAK LIMAN ( Elephantopus Scaber L )
Cara Membuat : 30-60 gram seluruh tanaman, 60-120 gram tahu dan air secukupnya ditim. Makan.

Penyakit beri-beri bisa dicegah dengan penambahan vitamin B1 dalam makanan sehari-hari. Makan beras tumbuk akan lebih baik ditambah ikan, telur, daging, kacang-kacangan, tempe, omcom, tomat, tering, bayam, selada, belinjo, pepaya, jerung dan pisang.



Penulis bukan seorang ahli medis,therapis, atau seorang dokter profesional, artikel diatas hanyalah sebuah informasi dari berbagai sumber yang bisa dipercaya, artikel ini bisa anda jadikan referensi dan pengetahuan, untuk aplikasi pengobatan yang lebih aman, selalu konsultasikan dengan therapis, ahli medis dan dokter anda
Share :
PreviousPost
NextPost

Author:

Rekomendasi