SIAPA BILANG SAYA JELEK?

SIAPA BILANG SAYA JELEK? Kita sering keki ketika kalimat sarkasme menghujam ulu hati, karena keberadaan fisik kita... sakit ? tentu saja, tapi coba fikirkan kembali, sakit hati anda tak lebih hanya sebagai sikap kufur nikmat, sejatinya semua yang melekat pada tubuh ini adalah kehendak sang Pencipta. Asyik-asyik saja gan, tak perlu marah coba sedikit demi sedikit kita mulai belajar menerima kekurangan pada diri kita sendiri. Dan ternyata itu sangat nikmat, tak ada sakit hati tak ada marah, merasa tak ada yang kurang pada tubuh ini, yang ada hanya rasa syukur sehat dan sempurna.

Menerima kekurangan memang susah, butuh proses, apalagi ikhlas di hina, hadooooh gan... itu lebih susah lagi. Mencari ridho manusia memang susah, teramat lebih mudah mencari ridho Tuhan, bahkan mencari ridho irama pun lebih susah, saya katakan lebih mudah mencari ridho Tuhan... ambil air wudhlu pergi ke Musholla, Insya Allah jika anda ikhlas ridho Tuhan segera anda dapatkan. Anda ingin bukti mencari ridho manusia itu lebih susah? ketika anda kurus dikatai seruling bambu, ketika anda gemuk diledek ketipung dangdut, kulit anda hitam dipanggil 'si putih', kulit anda putih di bilang bule jawa, susah gan ngga ada yang bener.

Ketika kita meradang saat dihina, itulah ego kita gan, kenapa? karena kita belum belajar bagaimana menerima kekurangan... Saat saya masih suka nonton TV lokal, masih ingat gan, ada dua oknum artis cantik sebut saja mpok Duile dan Mpok Ijah, menurut saya sih mereka itu ngga cantik-cantik amat, menang bedak doang... selebritis katanya, hehehe tukang pesta dong, lhoh kok malah ngenyek, lha iya wong mereka itu hanya komoditi industri hiburan yang kosong dan hampa. Sampai hari ini, ketika saya menulis artikel gebleg ini mungkin mereka masih berselisih ego. Hanya karena persaingan imej ketika Mpok Duile mengatakan Mpok Ijah nggak level. Hihii.... nggak Level katanya? duuh sombong amat ya? Gue nggak level ? Gue ? Gue Mpok Ijah pujaan hati para penghuni Senayan ngga level dari kamu? begitu balasnya kepada Mpok Duile. Nah.... ujung-ujungnya merekapun saling adu fisik, jambak-jambakan, cakar-cakaran lebih rame dari smackdown, TV lebaipun naik ratingnya.

Bukan TV Indonesia dan selebritis Indonesia kalau tidak ikut-ikutan, tak lama berselang lagi-lagi dua artis yang katanya juga cantik (hasil oplas) sama-sama suka berpakaian pating pecotot, sama-sama suka memancing rating TV Idiot, sama-sama kesenangan sampai kembang kempis hidungnya kalau dibilang artis cantik papan atas, sama-sama pemilik inisial populer berakhiran P nama kerennya. Kembali mereka saling baku habok, karena apa gan? saya juga ngga tau persis... saya makin males nonton beginian.

Aduh Teteh, aduh Mbakyu... mbok sing sabar, belajar tuh sama Thukul Arwana, dia itu ngga pernah ngaku ganteng, bahkan mengakui 10000% kalau wajahnya ndeso dan jeleknya bukan main. Ia bisa memanfaatkan kekurangannya menjadi kelebihan, ketika orang meledek wajahnya mirip monyet bahkan ia memperparah sendiri... lha saya ini bukan monyet lagi... tapi beruk katanya. Itulah Thukul Arwana, ia juga komoditi industri hiburan, namun tidak gombal, tidak kosong dan hampa, walaupun terkadang membosankan juga, namun tetap saja ia bisa menjadi inspirasi.  Ia belajar menghina diri sendiri, mentertawakan diri sendiri, memasukkan pujian ke dalam tong sampah, kekurangannya menjadi komoditi. Ia merubah pelecehan menjadi dagelan segar, secara harafiah egonya dibuang jauh ke planet mars, ia tak bersandiwara itulah sejatinya sang Thukul. Dipuja tak membuatnya terbang melayang, dihina semakin tertawa. Pripun poro sedherek? monggo dipun penggalih...
Share :
PreviousPost
NextPost

Author:

1 komentar:

  1. betul sekali gan... memang di dunia ini susah nyari ridho manusia, jauh lebih mudah mencari ridho Tuhan, mks sharingnya

    BalasHapus

Rekomendasi